Senin, 25 Oktober 2010

SUASANA DI ASRAMA


Ceria dan penuh kerja sama adalah kalimat yang tepat untuk meng- gambarkan salah satu  suasana yang berhasil kami potret sewaktu di asrama. Tepatnya dalam gambar ini adalah asrama  putra (ASPA) SPK Depkes Surakarta.
  

Meski adakalanya riak-riak kecil sempat menerpa, gap-gap antar kelas maupun antar angkatan tak dapat dihindari namun hal sperti itu tidak akan terjadi dalam waktu yang lama dan sudah berganti dengan nostalgia-nostalgia kebersamaan yang sulit di lupa.

Asrama putra ditempati oleh hampir seluruh siswa laki-laki SPK DepKes Surakarta, baik kelas satu, dua dan tiga, baik kelas A maupun kelas B, baik kelas reguler maupun ekstensi. Maklum mulai angkatan 17 dibuka satu kelas ekstensi yang SPPnya tentu lebih tinggi sampai lipat tiga kali.
 
Gambar di atas diambil sekitar tahun 1995. Foto ini menggambarkan kerja sama sesama anggota asrama dalam menyelesaikan sebuah tugas kelompok yang di kerjakan di salah satu kamar ASPA (asrama putra). Meskipun pada gambar ada beberapa sikap menyerupai seseorang yang bersemedi atau membaca mantera, namun sesungguhnya itu bukan acara tugas perdukunan melainkan hanya ekspresi beberapa siswa yg ingin tampil saat di foto, maklum dulu belum ada istilah LEBAY.....



Gambar kedua merupakan satu potret suasana ASPI (asrama putri). Agak sedikit berbeda dengan asrama putra, di sarama putri, "penghuni" asrama putri mungkin agak lebih homogen, bisa jadi dalam satu asrama hanya diisi oleh satu sampai dua kelas saja, maklum SPK 80% siswanya adalah perempuan.

Gambar ini, mewakili suasana ASPI, namun mungkin tidak mewakili satu angkatan tapi hanya satu kelas saja, tanpa bermaksud apa-apa memang baru gambar ini yang berhasil kami dapatkan. Asrama putri SPK Depkes surakarta terkenal berisi remaja-remaja  puteri yang selalu tampil santun, alami dan tanpa basa-basi alias polos sekali maklum sebagian besar dari mereka memiliki motto "hidup adalah untuk belajar".

Sebagian orang mengatakan anak-anak SPK berkembang lebih cepat dari usia kronologis sesungguhnya, maklum di usia yang masih dini mereka harus sudah bisa merawat orang yang sedang sakit dengan berbagai permasalahan dan tuntutan. Karena besarnya tuntutan mereka baik terpaksa maupun tidak harus bisa bersikap lebih dewasa dan memiliki kontrol diri yang tinggi (hehe...gak nyambung).

Selepas pendidikan SPK sebagian besar alumni putri melanjutkan ke program D1 kebidanan (Program Pendidikan Bidan), pada sekolahan yang sama, sedangkan alumni laki-laki sebagian besar langsung bekerja.

Kembali ke suasana asrama, suka duka selalu menyelimuti, mulai dari harus mengantri mandi, mencuci dan menyetrika. Belum lagi jika ada siswa yang malas mencuci namun sudah terlanjur merendam pakaian, uhh bisa jadi bau sekali... Jumlah tempat jemuran yang terbatas juga memunculkan kenangan menggelikan, tak jarang ada yang sabotase tempat (dengan menggeser pakaian orang lain yang masih basah sehingga menumpuk dan tidak kering). belum lagi ketika mengambil jemuran adakalanya yang ikut terambil atau tertukar sehingga tidak jarang ada pengumuman di depan cermin perihal telah ditemukan CD merk tertentu dan ada bukti asli di pajang di depan cermin...(weleh-weleh nek Cdne wis bolong piye hayo...???).

Itu hanya sekelumit kenangan, dan tentunya masih banyak kenangan yang tidak kami ungkap di sini.

2 komentar:

  1. Dilanjutkan nge-blognya untuk bertemu sapa dengan para sahabat lama yang mungkin sudah terlupakan. Kapan-kapan tak buatkan blog untuk semua alumni SPK Dep Kes Surakarta. Kamu ikut berpartisipasi ya...?

    BalasHapus
  2. oke mas kapuk, saya siap mendukung... oya blog jenengan kapuk online ig dah saya pasang di blog sahabat pada blog pribadiku yaitu pojok keperawatan nusantara..

    BalasHapus